
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan karena adanya gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Secara global, penyakit tidak menular penyebab kematian nomor satu tiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskular. Aterosklerosis dan komplikasinya merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Terapi anti agregasi platelet merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Aspirin merupakan salah satu obat yang digunakan sebagai antiplatelet. Akan tetapi penggunaan aspirin jangka panjang dapat menyebabkan resiko pendarahan gastrointestinal (Paper et al., 2017). Karena efek samping dari aspirin sebagai antiplatelet ini mendorong peneliti untuk mencari terapi lain untuk mengatasi anti agregasi platelet dengan efek samping minimal

Polisakarida sulfat mengandung fukoidon dan flavonoid menunjukkan aktivitas anti agregasi platelet yang sama dengan aspirin. Kemudian polisakarida sulfat dibuat dalam bentuk sediaan nanoemulsi karena sediaan nanoemulsi dalam bentuk nanopartikel, partikel obat memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dengan luas permukaan yang besar sehingga lebih mudah berdifusi ke dalam membran pembuluh darah dan memiliki aktivitas penghambatan agregasi platelet yang lebih tinggi.

Hal ini diperkuat oleh penelitian seorang mahasiswi dari program studi S1 Farmasi, Universitas Negeri Gorontalo yang bernama Novita Ahmad di bawah asuhan Bapak Dr.rer.medic Robert Tungadi., M.Si., Apt dan Ibu Dr. Widy Susanti Abdulkadir, S.Si., M.Si., Apt berhasil membuktikan nanoemulsi polisakarida sulfat memiliki ukuran partikel yang kecil dengan hasil evaluasi Particle Size Analyzer (PSA) dengan nilai indeks polidispersitas dan ukuran nano yang dihasilkan formulai 1 yaitu 32,5 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,185, formula 2 yaitu 22 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,125, dan formula 3 yaitu 19,5 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,12. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 sampai Maret 2023.

Adanya potensi aktivitas antiplatelet yang ditandai dengan waktu pendarahan yang semakin panjang yang dihasilkan oleh Kelompok 5 dengan penggunaan zat aktif polisakarida sulfat 20%.
“Dari hasil penelitian yang saya dapatkan ini, saya berharap dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menambah informasi mengenai polisakarida sulfat sebagai obat antiplatelet”, ujar Novita Ahmad selaku peneliti.
Rilis : Novita Ahmad
Editor : apt. Deden
Baca juga :

Farmakoinformatika Dongkrak Akses Informasi Obat Generik: Pelajaran dari Fitur “Cari Obatmu” IAI Gorontalo
Gorontalo, 8 November 2025 — Sebuah artikel di Sciences of Pharmacy melaporkan bahwa fitur “Cari Obatmu” pada laman Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo membantu

Rahasia Dibalik Tablet dan Serbuk: Teknologi Sediaan Padat untuk Mahasiswa Farmasi
Buku Rahasia Dibalik Tablet dan Serbuk: Teknologi Sediaan Padat hadir sebagai referensi penting bagi mahasiswa farmasi yang ingin memahami konsep dasar hingga aplikasi praktis dalam

Program Kemendiktisaintek LPPM UNG : Inovasi Kue Brudel Fungsional Diperkenalkan untuk Dukung Kesehatan Usia 40–50 Tahun
Gorontalo, 09 Agustus 2025 – Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya kelompok usia 40–50 tahun, diperkenalkan inovasi pangan fungsional berupa kue Brudel berbahan

PENTINGNYA MEMBEDAKAN PRODUK LARVASIDA DARI SINTETIK DAN BAHAN ALAM
Tapadaa, Botumoito – Senin, 28 Juli 2025 Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengendalian vektor penyakit secara aman dan berkelanjutan, kami melaksanakan kegiatan edukasi

N.A.R.K.O.B.A Untuk Kesehatan Gen Z? Benarkah?
Ketika mendengar kata “NARKOBA”, kebanyakan dari kita pasti langsung memikirkan zat-zat berbahaya yang berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Narkoba sering kali dikaitkan dengan

MINUM VITAMIN C BUAT BADAN LEMES? INI YANG HARUS KAMU KETAHUI!
Vitamin adalah senyawa organik yang dapat ditemukan di dalam makanan ataupun buah-buahan. Kata “Vitamin” diambil dari bahasa Latin vita yang berarti “hidup” dan amina (amine)
